Profil Desa Dander
Kecamatan Dander
Dander merupakan sebuah nama Desa dan nama Kecamatan yang terletak ± 10 km di selatan kota Kabupaten Bojonegoro pada jalur ruas jalan provinsi Bojonegoro-Temayang-Nganjuk. Pada GPS (Global Positioning System), Sistem Pencari Posisi Global, Desa Dander terletak pada garis Lintang (latitude) : -7.250069, dan garis Bujur (Longitude) : 111.846643.
Di Desa Dander terdapat lokasi wisata alam populer di Bojonegoro yang dikenal dengan nama Wana Tirta merupakan objek wisata yang berupa hutan wisata alam yang cukup luas sering digunakan aktivitas masyarakat Bojonegoro maupun para aktivis luar daerah untuk kegiatan perkemahan pramuka, dan arena rekreasi kolam renang yang mana air kolam renang tersebut diambil dari sumber mata air disekitar kolam renang yang selalu mengalir. Ada beberapa tempat sumber mata air baik besar maupun sumber yang kecil-kecil yang airnya sangat jernih dan sejuk. Bagi masyarakat sekitar wana tirta sering menggunakan sumber mata air tersebut untuk kebutuhan mencuci pakaian atau pun mandi.
Untuk menuju ke sumber api abadi yang dikenal dengan kayangan api yang merupakan sumber api terbesar se Asia Tenggara tesebut juga dapat ditempuh dari desa dander ke arah barat ± 5 km menuju ke arah kecamatan Ngasem. Kayangan api tersebut juga dipakai sebagai tempat pengambilan Api Pon XV Jawa Timur tahun 2000.
Pengembangan pembangunan Bojonegoro dapat kita lihat di wilayah Kecamatan Dander. Cukup banyak para investor yang melirik untuk menanamkan modalnya di area Bojonegoro ke selatan. Mulai perumahan - perumahan, perdagangan sampai kepada sarana pelayanan kesehatan.
Sejarah Desa Dander
Pada saat Zaman Hindu datanglah pengembara yang bernama Kaki dan nyai Rembi saat itu beliau bertempat tinggal dibawah Ringin Be yang berdekatan dengan sumber air yang saat ini menjadi Pemandian Tirtawana Dander. Untuk menghidupi keluarganya beliau babat hutan pandan yang sangat luas atau dalam bahasa jawa disebut panDAN anDER. Oleh karena Kaki dan Nyai Rembe berdomisili di Ringin Be, maka lambat laun dijuluki BEDANDER asal dari kata Be, kata panDAN dan kata anDER menjadi BEDANDER.
Pada zaman kerajaan Majapahit tejadi perang PAREGREG atau pemberontakan Semi dan Kuti sekitar abad VIII lokasi tersebut sudah bernama BeDander dan pernah digunakan untuk singgah/ sanggrah raja Majapahit pada masa pemerintahan raja Jayanegara bersama Patih Gajah Mada. Semakin banyaknya penghuni dan bertambah pengikut raja Jayanegara yang tertinggal maka sebutan BeDander menjadi DANDER, disebabkan adanya istilah bahasa Jawa sebutan dicekak/disingkat BEDANDER menjadi DANDER.
Pada abad XVIII dipilihlah seorang yang ditokohkan/ petinggi sebagai pemimpin diwilayah tersebut. Adapun petinggi/ Lurah/ Kepala Desa yang pernah menjabat hingga sekarang adalah sebagai berikut :
Pertama : Mbah Bindeng dengan masa jabatan : seumur hidu
Kedua : ......
Ketiga : Parto Redjo dengan masa jabatan : Seumur hidup
Keempat : Redjo Diwirjo dengan masa jabatan : Seumur hidup s/d tahun 1970
Kelima : Koesmadi dengan masa jabatan : 1971 s/d 2008
Keenam : Juprianto dengan masa jabatan : 2008 s/d 2014
KeTujuh : KISWOYO dengan masa jabatan : 2014 s/d Sekarang